Ekspresi Presiden Jokowi di camera saat putuskan larang mudik Lebaran & respon Rudi S. Kamri pada Mata Najwa
Mudik adalah tradisi setiap ada hari raya besar keagamaan maupun ketika ada libur panjang, yang bukan hanya dilakukan oleh warga Indonesia di perantauan, melainkan juga warga di belahan bumi lainnya. Saat perayaan Thanksgiving atau Hari Natal di Amerika Serikat atau Imlek di Tiongkok juga terjadi pergerakan warga perantau di kota-kota besar pulang kampung untuk kumpul keluarga dan handai taulan. Tentu juga ada tradisi mudik atau homecoming atau going home di negara-negara lain.
Begitu pula di Indonesia, mudik Lebaran bukan hanya sekadar tradisi untuk melepas kangen, juga terjadi silahturahmi yang disertai tradisi minta maaf lahir dan bathin - bukan hanya kepada orang tua, kerabat, sahabat dan tetangga, juga terjadi pergerakan berkah ekonomi dari tanah rantau ke berbagai desa dan kota di Indonesia. Ini luar biasa.
Ekspresi Presiden Jokowi ketika live untuk umumkan larangan Mudik Lebaran 2020 . Apakah Najwa Shihab paham makna mudik dan pulang kampung? (news.detik.com) |
Akhirnya Presiden Joko Widodo dengan sangat terpaksa "melarang" mudik lebaran pada tahun 2020 ini. Sebagaimana dilaporkan oleh news.detik.com (22/04/2020), Handoko Gani. Handoko seorang pakar trainer interview dan analisis perilaku (human lie detector) dari latar belakang sipil yang memiliki otorisasi penggunaan alat layered voice analysis (LVA), dengan cermat menganalisis bagaimana ekpresi Presiden Jokowi ketika mengumumkan larangan tersebut kepada warga.
Nampak ekspresi wajah Presiden Jokowi yang terkenal karena blusukannya ini sangat sedih saat mengumumkan itu, bahkan mata Presiden Jokowi tidak memandang ke arah camera yang meng capture pengumuman Presiden tersebut.
Handoko Gani menganalisis ekspresi Presiden dimana Handoko melihat Jokowi seperti berat membuat keputusan ini. Jokowi mengumumkan hal ini dengan lugas dan singkat. Lebih lanjut Gani mengatakan bahwa, "Presiden Jokowi sebetulnya juga berat membuat keputusan. Jelas beliau menyebutkan soal alasan mudik karena tradisi, nggak ada uang kalau nggak mudik, dan seterusnya. Dan langkah berat ini beliau sampaikan dengan lugas, singkat. Tanpa menjabarkan kenapa alasannya, kalau tidak mudik,"
Handokoi Gani bahkan melihat ekspresi 'ingin menangis' dari wajah Jokowi ketika menyampaikan pengumuman tersebut. Lalu, bagaimana respon Rudi S. Kamri pakar sosial dan politik yang sempat meminta Presiden agar membuat larangan sebelum Lebaran. Setelah Presiden Jokowi mengumumkan larangan itu, inilah respon Rudi yang ada di timeline facebook Rudi S. Kamri (22/4/2020).
Presiden Jokowi Benar, Mudik Berbeda Dengan Pulang
Kampung
Oleh:
Rudi S Kamri
Hari ini saya melihat tayangan Mata Najwa yang bertajuk:
"Jokowi Diuji Pandemi". Ada yang menarik terkait pertanyaan Najwa
Shihab tentang mudik lebaran. Presiden Jokowi menjelaskan bahwa mudik itu
berbeda dengan pulang kampung. Najwa Shihab ngeyel dan membantah, dengan
menganggap mudik itu sama saja dengan pulang kampung. Poin ini saya tahu pasti
digoreng oleh para pembenci Jokowi. Seolah Presiden Jokowi ngawur dan
sebagainya.
Padahal dalam hal ini Najwa Shihab lah yang tidak paham
sepenuhnya makna mudik dan pulang kampung. Mungkin karena Najwa Shihab jarang
mudik ke Pare-Pare jadi dia tidak mengerti makna mudik yang sebenarnya.
Pengertian maknawi dari mudik adalah pulang ke kampung
dalam rangka lebaran Idul Fitri atau berkaitan dengan hari raya keagamaan lainnya
dan biasanya dilakukan secara massal. Sedangkan pulang kampung bisa dilakukan
kapan saja tidak terbatas waktu hari raya keagamaan dan dilakukan secara
personal.
Sebagai contoh, kita pulang ke kampung dalam rangka reuni sekolah
entah SD, SMP atau SMA atau menjenguk orangtua yang sakit, kegiatan itu tidak
bisa disebut dengan mudik. Tapi cukup dengan pulang ke kota asal atau kampung
halaman.
Dalam bahasa Indonesia dikenal dengan makna semantik,
yaitu makna yang terkandung pada suatu bahasa atau istilah. Dengan kata lain,
semantik adalah pembelajaran tentang makna. Contoh lain kata 'meninggal dunia'
dan 'tewas'. Dua-duanya punya arti yang sama yaitu mati. Tapi makna semantiknya
kedua kata itu berbeda. 'Tewas' itu biasanya digunakan untuk kematian yang disebabkan
oleh suatu peristiwa, entah kecelakaan atau bencana. Adapun orang yang
kematiannya akibat sakit tidak pernah kita sebut dengan tewas. Jelas?
Bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa di dunia yang
penuh makna dan nilai rasa. Penyebutan orang ketiga tunggal juga berbeda-beda.
Bagi orang yang kita hormati kita sebut dengan 'beliau'. Tapi bagi orang ketiga
tunggal yang kita anggap setara kita bisa menyebut dengan 'ia' atau 'dia'.
Bahasa Inggeris menyebut 'rice', tapi dalam bahasa Indonesia kita sebut
berbeda- beda, bisa gabah, beras atau nasi. Ini contoh yang disebut makna
semantik.
Artikel ini ringan dan mungkin tidak penting. Namun siapa
tahu ada kadrun yang gagal paham dan membully Presiden Jokowi karena istilah
mudik dan pulang kampung. Jadi anda bisa dengan mudah bisa mengcounternya.
Mudah-mudahan penjelasan ini bermanfaat.
Salam SATU Indonesia
23042020
Comments
Post a Comment